REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo siap melakukan kolaborasi dengan Indonesia Investment Authority (INA). Saat ini, INA dan dan DP World juga sudah menandatangani perjanjian aliansi strategis untuk menghadirkan ekosistem manufaktur global untuk meningkatkan kualitas layanan maritim dan logistik di Indonesia.
“Kami bisa bekerja sama dengan INA,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono kepada Republika.co.id, Rabu (3/10).
Sementara itu, Group Head Sekretariat Perusahaan Pelino Ali Mulyono mengatakan saat ini perusahaan tengah melakukan pembahasan dengan INA. Pembahasan dilakukan terkait pertimbangan pelabuhan yang potensial dikerjasamakan.
“Pembahasan ini dilakukan untuk melihat pelabuhan-pelabuhan mana saja yang potensial untuk dikembangkan dan dikerjasamakan, misalnya Pelabuhan di Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar,” jelas Ali.
Ali mengharapkan pembahasan tersebut dapat berdampak positif terhadap kerja sama yang bisa dilakukan INA dengan Pelindo. Khususnya dalam membantu perusahaan dalam menjaring mitra investasi yang and dan terpercaya untuk mengembangkan infrastruktur pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia.
“Ke depan, melalui kerja sama dengan mitra strategis, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada peningkatan operasional pelabuhan dalam rangka memajukan daya saing nasional secara global,” jelas Ali.
Sebelumnya, setelah INA dan DP World melakukan penndatanganan perjanjian kerja sama, keduanya berencana untuk menjalin hal serupa dengan Pelindo. Ketua Dewan Direksi INA, Ridha Wirakusumah menilai kemitraan strategis dengan DP World sejalan dengan misi INA untuk mengoptimalkan investasi di bidang infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
“INA sendiri memfokuskan investasi pada beberapa sektor, seperti bandara, pelabuhan, jalan tol, kompleks industrial, infrastruktur digital, layanan kesehatan, hingga energi terbarukan,” kata Ridha.
Ridha menjelaskan, Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau memerlukan jaringan logistik laut yang mumpuni. Meskipun tertinggal dari negara-negara tetangga dalam hal laju peti kemas dan menghadapi masalah biaya logistik yang tinggi, Ridha menuturkan, Indonesia berada di antara 15 negara teratas dalam hal lalu lintas peti kemas dan memiliki lebih banyak lagi potensi pertumbuhan.
Selain itu, Ridha mengatakan laju peti kemas di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat mengingat tingkat konsumsi dan produksi dalam negeri yang terus melonjak. “Sektor maritim dan kepelabuhanan Indonesia adalah kunci dukungan perdagangan dan konsumsi antarpulau. Kolaborasi dengan DP World akan membuat kita mampu menyelesaikan berbagai kendala, seperti tingginya biaya logistik dan inefisiensi,” jelas Ridha.
Melalui mekanisme pemilihan partner strategis internasional yang dilakukan INA secara ketat, Ridha yakin DP World dapat bekerja sama dengan baik untuk menciptakan jaringan logistik laut yang mumpuni serta memberikan nilai tambah bagi investor, dunia usaha, dan para karyawan perusahaan.
Nilai ekonomis kemitraan jangka panjang antara INA dan DP World mencapai 7,5 miliar dollar AS. Kerja sama antara INA dan DP World akan meningkatkan kualitas pengoperasian pelabuhan, mengurangi biaya logistik, dan meningkatkan daya saing Indonesia.
DP World yang berbasis di Dubai akan membawa teknologi kelas dunia untuk pengembangan terminal baru dan aset kepelabuhanan lainnya di Indonesia. “Hal ini akan menciptakan efisiensi transportasi laut serta meningkatkan lalu lintas antarpulau dan internasional,” tutur Ridha.
Ridha menambahkan, DP World dan INA akan membentuk konsorsium dan tim kerja untuk menjajaki peluang investasi pada berbagai pelabuhan di wilayah Indonesia, termasuk hinterland, terminal domestik, lapangan kargo, sistem jaringan, transportasi menuju dan dari pelabuhan, hingga zona industri. DP World juga akan memanfaatkan platform investasi bersamanya dengan Caisse de dépôt et placement du Québec
(CDPQ) yang sejak diluncurkan pada tahun 2016 telah berinvestasi di 12 terminal pelabuhan secara global di berbagai tahapan siklus pengelolaan aset.
Chairman dan CEO DP World Group Sultan Ahmed Bin Sulayem, mengatakan adanya potensi besar Indonesia sebagai salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Selain itu juga komitmen nyata Pemerintah dalam memperbaiki fasilitas kepelabuhanan.
“Melalui kemitraan kami dengan INA, sesuai dengan keahlian yang kami miliki, DP World berkomitmen untuk mendukung inisiatif Indonesia dalam menciptakan nilai tambah dan memordenisasi infrastruktur maritim Indonesia,” jelas Ahmed.
CEO dan Managing Director DP World Asia Pacific and Australasia Glen Hilton mengtakan akan fokus membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Seperti juga dengan INA untuk menciptakan arus perdagangan global yang berkesinambungan.
“Dengan mengkombinasikam kemampuan kami dan teknologi disruptif saat ini, kami optimistis dapat meningkatkan kinerja rantai pasok Indonesia,” tutur Glen.